Mengenal Alat Musik Tradisional Suku Nias
Nias adalah kepulauan yang terletak di sebelah Barat Pulau Sumatra, Indonesia dan secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara (sumut). Pulau ini merupakan pulau terbesar dan paling maju di antara jejeran pulau-pulau di pantai Barat Sumatra dan dihuni oleh orang-orang mayoritas Suku Nias (ono niha) yang masih memilih budaya magalitik.
Daerah ini memiliki objek wisata yang tidak kala kerennya seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, fohombo (lompat batu), dan masih banyak yang lain. Pulau yang mempunyai luas dengan wilayah 5.625 km ini berpenduduk hampir 900.000 jiwa. Agama mayoritas di daerah ini adalah Kristen Protestan dimana 90% penduduk memeluk agama ini, sedangkan sisanya beragama Katolik, Isalam, Budha. Penduduk yang memeluk agama islam pada umumnya berada di wilayah pesisir kepulauan Nias.
Baca juga : Lembaga Adat Nias dan Fungsinya
Berikut adalah alat musik tradisional khas suku nias yang sampai saat ini masih dipakai pada pergelaran kesenian adat Nias:
1. ARAMBA
Aramba merupakan alat musik tradisional Suku Nias-Sumatra Utara. Aramba adalah salah satu alat musik yang terbuat dari tembaga ,suasa dan nikel. Fungsi dari alat musik ini berperan sebagai pembawa pola irama, yang dimainkan oleh satu orang. Aramba yang sering digunakan oleh masyarakat Nias dalam pelaksanaan upacara perkawinan, yang di sebut sebagai Aramba Fatao yang ukuran garis tengahnya 40 sampai 50 cm, sedangkan aramba yang digunakan Ngaoto Mbalugu (keturunan bangsawan) yaitu aramba hongo yang ukuran garis tengahnya 60 sampai 90 cm.
Bentuk aramba ini bulat dengan tonjolan bulat kecil pada bagian tengahnya. Aramba ini biasanya digantungkan dengan seutas tali pada sebuah palang horizontal. Bunyi Aramba memiliki jenis bunyi ideofon, dengan cara penggunaannya yaitu dengan cara dipukul dengan memakai pukulan yang khusus untuk alat musik ini. Bagi masyarakat Nias, alat musik ini di yakini mempunyai nilai keramat alias mistis, makanya di perlakukan istimewa oleh masyarakat Nias.
Alat musik Aramba ini, memiliki fungsi khusus bagi masyarakat masa prasejarah hingga kini, selain itu fungsi Aramba ini juga sering digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat. Aramba ini juga dipakai untuk beberapa kegiatan seperti:
- Dalam urusan ekonomi, Aramba hadir saat menanam dan memanen padi
- Selain itu juga untuk kegiatan religi, acara perkawinan, dan sebagainya.
- Digunakan juga untuk memutuskan hukum adat di kampung
- Kemudian di gunakan juga dalam upacara mendirikan sebuah kampung/desa (mbanua).
2. GÖNDRA
Ansambel mamozi Gondra, merupakan musik tradisional dari kabupaten Nias Selatan, alat musik ini terbuat dari batang pohon besar yang bulat yang telah dikerukbagian dalamnya, hingga tembus sampai keunjung sebelah. Kemudian, kedua sisinya ditutup dengan kulit kambing, dan rotan (Termasuk pada kelompok membranofon). Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua buah bambu yang sudah dibuat dan diukir sebaik mungkin. Gondra biasanya digantung dilangit-langit rumah atau digantung diteras samping rumah, bentuknya sekilas seperti bedug masjid dan perbedaannya terletak pada pemukulan dan ukurannya.
Untuk memainkan Gondra, kita tidak memerlukan keahlian tertentu dan juga tidak harus memukulnya dengan keras, karena alat musik ini tidak menghasilkan melodi. Selain digunakan dipesta adat pernikahan, alat musik ini digunakan juga sebagai pemberitahuan kepada warga atau masyarakat untuk berkumpul, sebagai simbol pengesahan bahwa telah dilakukannya pengesahan gelar ataupun pembuatan hukum adat.

Kemudian, alat musik ini juga digunakan sebagai tanda sekaligus pemberitahuan kepada masyarakat didalam suatu desa bahwa sedang berlangsungnya acara adat, seperti owasa(acara memasuki rumah baru, ataupun pengangkatan gelar bangsawan), fondrako (acara pengesahan hukum adat),dan zi mate (upacara kematian). Gondra ini juga digunakan pada saat di adakan tari-tarian adat nias,baik itu tari moyo, tari baluse, tari sekapur sirih, tari folaya dan famaheu omo, dan lain sebagainnya.
3. FARITIA
Dulunya, alat musik tradisional Nias ini adalah barang yang didatangkan dari luar, alias impor. Karena dulunya benda ini dipergunakan untuk alat pembayaran dalam melakukan barteran dalam sistem perdagangan. Seiring dengan perkembangan zaman, alat musik ini yang disebut sebagai FARITIA, mulai digunakan sebagai alat musik dikarenakan Faritia ini menghasilkan suara yang khas sekali. Hingga sampai saat ini alat musik ini sering digunakan pada saat Falowa (pesta adat) orang nias.
Alat musik tradisional Nias ini yang disebut sebagai Faritia, terbuat dari logam dan masuk kedalam kategori musik idiofon. Bentuknya sama dengan Aramba, cuman alat musik ini lebih kecil dari Aramba dan berdiameter sekitar 23cm dan ketebalannya mencapai 4cm. Bagian tengah alat musik ini sama dengan Aramba menonjol (membulir) yang merupakan bagian yang akan dipukul dan yang menghasilkan suara. Cara memainkannya dengan cara dipukul dengan menggunakan kayu simalambuo atau kayu duria yang sudah dibuat dan dibentuk yang digunakan sebagaialat pemukul Faritia. Selain itu, alat musik ini juga sering disebut dengan nama gong kecil, dikarenakan kesamaan dan yang membedakan mereka cuman ukurannya saja.
4. DOLI-DOLI
Nias memiliki alat musik yang unik, umumnya alat musik dari Nias berbahan utama dari kayu, bambu, dan juga batang pohon. Salah satu alat music tersebut adalah Doli-Doli Hagita. Alat musik ini mungkin terlihat seperti kolintang tapi alat musik ini memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan kolintang, bilah kayunya pun tidak sebanyak kolintang. Doli-Doli Hagita dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan dua batang kayu.
Cikal bakal Doli-Doli Hagita berasal dari Doli-Doli Gahe yang biasanya dipakai di ladang, terdiri dari 4 kayu yang berbeda nadanya. Ini biasanya ditepatkan di atas lutut seorang yang sedang duduk dan dimainkan dengan menggunakan tongkat pendek. Biasanya alat musik ini dimaiankan bersama-sama dengan alat music lainnya. Alat musik ini dimainkan pada saat-saat tertentu seperti pada saat santai diladang, saat duka cita atau kesepian, upacara adat/ritual, religi dan lain-lain. Cara memainkan Doli-Doli Hagita ini, di susun berjajar memanjang berdasarkan urutan ketinggian nada. Pemainan musik ini sering digunakan untuk mengiringi nyanyian atau tarian Nias yang indah.
5. DRURI DANA
Druri Dana adalah alat musik tradisional yang unik berbentuk garpu tala. Bahan alat musik ini terbuat dari bahan bambu, biasanya dipakai jika ada pergelaran kesenian adat Nias. Druri Dana termasuk dalam instrumen harmonis yang mana cara memainkannya dipukul ataupun digoyang-goyangkan, cara kerjanya benar-benar mirip seperti sebuah garpu tala ataupun angklung dan prinsip kerjanya seperti alat musik tradisional angklung.
mantap
ReplyDelete